Pada tahun 1899, di negara Austria di kota Linz, hiduplah seorang bernama Gearl Zaitz. Ia merasa takut dan gelisah karena telah beberapa malam ia bermimpi buruk. Dalam mimpi-mimpinya, ia melihat pembunuhan, pembantaian dan banjir darah di mana-mana. Tidak tahan oleh ketakutan yang mencekam perasaannya, ia mendatangi Alois Muller, seorang peramal dan ahli makna mimpi. Dengan nada prihatin Muller menjelaskan arti mimpinya, bahwa jalan hidup Zaitz suatu saat kelak akan menyebabkan banjir darah, pembantaian ribuan bahkan ratusan ribu nyawa manusia.
Zaitz percaya ramalan itu dan ia menjadi sangat sedih. Ia memutuskan akan membunuh dirinya sekarang saja daripada nantinya menyebabkan terbunuhnya banyak orang lain. Demikianlah ... suatu hari Zaitz pergi ke lintasan kereta api dan menelentangkan dirinya di rel. Namun tiba-tiba Zaitz melihat seorang bocah laki-laki berusia sekitar 10 tahun juga melakukan hal yang sama tidak jauh dari lokasinya. Ketika itu datang kereta api melaju dengan kecepatan tinggi ke arah mereka. Dengan refleks Zaitz bangkit, berlari ke arah si bocah dan membopongnya menjauhi rel. Ketika kereta api telah lewat, Zaitz menarik napas lega, ada perasaan tenteram bercampur bahagia yang sulit ia ungkapkan, bahwa barusan ia telah menyelamatkan nyawa seorang bocah cilik. Dan ajaib, sejak itu gangguan mimpi buruknya pun lenyap sama sekali. Kini Zaitz dapat hidup dengan tenang dan tenteram. Niat bunuh dirinya dikubur sama sekali dan ia sendiri menganggap dirinya sangat bodoh telah mempercayai seorang peramal secara fanatik.
Zaitz kemudian pindah ke sebuah desa kecil bernama Lambach, tidak jauh dari Linz. Dia hidup di sana sampai akhir hayatnya. Ia tidak pernah tahu bahwa bocah cilik yang telah dia selamatkan itu tidak lain tidak bukan adalah orang yang kelak dikenal di seluruh dunia dengan nama .......... Adolf Hitler.
Zaitz percaya ramalan itu dan ia menjadi sangat sedih. Ia memutuskan akan membunuh dirinya sekarang saja daripada nantinya menyebabkan terbunuhnya banyak orang lain. Demikianlah ... suatu hari Zaitz pergi ke lintasan kereta api dan menelentangkan dirinya di rel. Namun tiba-tiba Zaitz melihat seorang bocah laki-laki berusia sekitar 10 tahun juga melakukan hal yang sama tidak jauh dari lokasinya. Ketika itu datang kereta api melaju dengan kecepatan tinggi ke arah mereka. Dengan refleks Zaitz bangkit, berlari ke arah si bocah dan membopongnya menjauhi rel. Ketika kereta api telah lewat, Zaitz menarik napas lega, ada perasaan tenteram bercampur bahagia yang sulit ia ungkapkan, bahwa barusan ia telah menyelamatkan nyawa seorang bocah cilik. Dan ajaib, sejak itu gangguan mimpi buruknya pun lenyap sama sekali. Kini Zaitz dapat hidup dengan tenang dan tenteram. Niat bunuh dirinya dikubur sama sekali dan ia sendiri menganggap dirinya sangat bodoh telah mempercayai seorang peramal secara fanatik.
Zaitz kemudian pindah ke sebuah desa kecil bernama Lambach, tidak jauh dari Linz. Dia hidup di sana sampai akhir hayatnya. Ia tidak pernah tahu bahwa bocah cilik yang telah dia selamatkan itu tidak lain tidak bukan adalah orang yang kelak dikenal di seluruh dunia dengan nama .......... Adolf Hitler.
Khairina (b-31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar